Mungkin, sedari kecil engkau telah diajarkan untuk berkompetisi, bersaing untuk menjadi yang terbaik dalam banyak hal mengalahkan para pesaing, bersaing untuk menjadi yang terdepan, bersaing untuk menjadi yang pertama, dan seterusnya. Sebagai anak-anak Tuhan, bolehkah dan perlukah mempunyai semangat berkompetisi?
Umumnya, seseorang yang mempunyai semangat berkompetisi akan fokus kepada bagaimana mengalahkan pesaingnya. Implikasinya, langsung maupun tidak langsung, ia akan fokus kepada bagaimana mengalahkan.
Sebagai anak-anak Tuhan, apakah boleh dan perlu mempunyai semangat berkompetisi?
Jawab:
Jika pesaingmu adalah dirimu sendiri, maka semangat berkompetisi ini baik sekali. Engkau akan berkompetisi dengan diri sendiri untuk menjadi lebih baik dan yang terbaik dari dirimu sendiri. Tentunya, semangat ini juga harus diimbangi dengan: be kind and don’t be too hard on yourself.
Jika pesaingmu adalah orang lain, ada yang berpikir persaingan demikian baik adanya supaya engkau lebih bersemangat dan akan mendorongmu untuk lebih maju. Tetapi, jika menilik lebih dalam, dampak buruknya akan lebih berbahaya dan lebih merusak dari kelebihannya.
Ketika engkau bersaing untuk mengalahkan orang lain, engkau akan fokus, bukan pada menemukan dan mengembangkan potensi yang Tuhan tanamkan dalam dirimu, melainkan engkau hanya fokus kepada “menjadi ahli” atau menjadi yang terbaik dari apa yang engkau sudah tahu/mahir lakukan. Juga, engkau akan merasa kuatir akan dikalahkan dan bila dikalahkan akan timbul rasa kecewa, marah, dan benci kepada diri sendiri atau orang lain yang engkau anggap telah menyebabkan kegagalanmu. Jika hal ini terus-menerus terjadi dan telah menjadi sikap hidupmu, implikasinya akan buruk pada kesehatan jiwa dan mentalmu.
Tentu saja ada yang tidak setuju dan tidak merasakan dampak buruk seperti yang dibicarakan di atas, tetapi jika semangat berkompetisi selalu digaungkan, sadar atau tidak, semangat ini akan mempengaruhimu. Dampak buruk semangat berkompetisi ini dikenal oleh orang-orang yang tinggal Singapura dengan istilah kia su (takut kalah).
Bertemu dengan orang yang mempunyai sikap kia su akan melelahkan hati. Capek deh.
Kesimpulan:
Jika engkau bersaing dengan diri sendiri untuk menjadi lebih baik dari dirimu sebelumnya, semangat berkompetisi sangat baik. Namun, jika engkau selalu ingin berkompetisi dengan orang lain agar menjadi lebih baik dari mereka, semangat berkompetisi ini akan merusak jiwa dan mentalmu.
Sebagai anak-anak Tuhan, engkau hidup adalah untuk memuliakan Tuhan dengan cara menemukan potensi yang Tuhan telah tanamkan dalam dirimu, mengembangkannya dan menjadi yang terbaik dari versi dirimu sendiri. Implikasinya, engkau akan merasakan hidupmu menjadi berarti, dan engkau akan mempunyai hati yang lapang, dapat benar-benar menghargai dan mengagumi orang-orang yang berprestasi lebih baik dari dirimu dalam bidang yang mereka kuasai. Bukankah menyenangkan bertemu orang-orang yang demikian? Renungkan!