Intisari Khotbah (GRB, 21 Agustus 2022)
Ps. Erwin Mah, MTh
Menghadapi masa depan yang tidak pasti tentu akan menimbulkan kegelisahan, dan orang Kristen yang beriman sekalipun tidak luput dari kegelisahan ini.
Yosua, pemimpin yang Tuhan pilih sendiri untuk menggantikan Musa, juga mengalami kegelisahan sesaat sebelum ia memasuki medan peperangan. Yosua gelisah tidak berarti ia bimbang atau tidak beriman, melainkan ia tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Dalam kegelisahan menghadapi ketidakpastian masa depan, Yosua ditemui oleh Panglima Bala Tentara Tuhan; Ia tidak berpihak pada Yosua maupun lawannya, melainkan Ialah yang memimpin peperangan ini (Yosua 5:13-15).
Dalam situasi Yosua, J. Hampton Keathley III (Teolog, Dallas Theological Seminary) mengindikasikan 2 prinsip pelayanan:
1) Peperangan Milik Tuhan
Bukan bagian Yosua meminta Tuhan untuk berkati peperangan ini melainkan ini adalah peperangan Tuhan melawan musuh-Nya.
Yosua mengerti maksud Tuhan dan berkata: “Apakah yang akan dikatakan tuanku kepada hambanya ini?”
2) Kehadiran dan Pemeliharaan Tuhan
Sebagai umat Allah, Tuhan ingatkan Yosua akan kehadiran-Nya pribadi & kuasapemeliharaan-Nya (tentara surgawi).
Reaksi Yosua adalah menyembah dan taat menantikan perintah Tuhan.
Tuhan menyatakan: peperangan dimulai dari menyerahkan hidupnya kepada Tuhan untuk Ia atur.
Engkau gelisah memikirkan masa depan yang diselimuti ketidakpastian? Serahkan kekuatiranmu kepada-Nya, bukan hanya ucapan tapi hatimu dan tindakanmu.