Bagaimana Caranya Mengaktifkan Iman?

Q: Selamat pagi Ko Erwin. Bagaimana caranya mengaktifkan iman? Kalau sudah berdoa mohon dikaruniakan iman apakah berarti tandanya rasa takut dan kuatir harusnya lenyap? 

Apakah ada partisipasi aktif dari manusia supaya iman itu terus ada? Terima kasih.

Ps. Erwin Mah

Jawab:

Pagi, Q. Inti dari kekristenan adalah relasi: relasi dengan Tuhan (fondasi) & dan relasi dengan sesama (bangunan di atasnya). Iman/percaya (faith/believe dalam bahasa Yunani adalah 1 kata yang sama: pisteoo). Inilah yang menjadi dasar relasi dengan Allah. 

Dasar dari relasi adalah mengenal (know/knowledge) Tuhan dan pengenalan yang sungguh-sungguh akan menimbulkan Iman (faith) yang membawa kepada kedekatan (intimacy). Secara teologi: alur logikanya seperti ini: mengenal (knowing) – iman/percaya (faith) – dekat (intimacy). 

Untuk mengerti ini, kita gunakan contoh anak kecil. Seorang anak kecil ia tidak takut berada di tempat asing dan di tempat ramai asalkan ia bersama orangtuanya. Ia tahu bahwa ia akan aman selama orangtuanya di sampingnya. Ketika ia takut, yang ia perlukan hanyalah lari ke orangtuanya, pegang tangannya, dan masuk dalam pelukannya. Selanjutnya adalah urusan orangtuanya. Apakah ia berusaha memecahkan masalahnya sendiri? Tidak mungkin. Untuk makan saja ia masih harus disediain dan kadang disuapin. Tapi begitu dekat orangtuanya, ia merasa aman. Demikian juga dengan iman pada Allah. Ketika seseorang sudah mempunyai relasi yang dekat dengan Bapa di Sorga, ia akan merasa aman walaupun masalah yang di hadapi sangat besar. 

Pertanyaannya: bagaimana boleh mempunyai iman pada Allah? 

Harus ada intimacyIntimacy ini dibangun di atas dasar pengenalan (knowing) akan Tuhan melalui firman Tuhan. Pengenalan akan Tuhan membutuhkan waktu dan pembelajaran. Walau belum mengerti, iman/percaya telah mendahului pengenalan. Ini yang Anselmus dari Canterbury (1033 – 1109) sebut sebagai: faith seeking understanding; Latin: Fides quaerens intellectum.

Secara praksis, alur logikanya: Faith – Knowing – Intimacy

(Knowing = mengenal bukan hanya transfer pengetahuan tetapi pengetahuan yang telah diproses oleh hati). Jadi, kunci untuk beriman ada di pengenalan akan firman Kristus sebagai wahyu khusus untuk mengenal Allah. Itu sebabnya belajar Alkitab sangat-sangat penting. 

Pertanyaan: 

Bagaimana cara mengaktifkan iman? 

Ps. Erwin Mah

Jawab:

Baca Alkitab, pegang janji Tuhan, berdoa, serahkan segala sesuatu kepada Tuhan, dan….lakukan apa yang menjadi tugas dan tanggung-jawab di depan mata. Ini bagian dari tanggung-jawab manusia. Selanjutnya, iman nanti akan tumbuh sendiri karena bibitnya sudah ada dalam diri kita. Tinggal disirami dengan firman yang sudah direnungkan dalam hati. 

Kalau sudah berdoa mohon dikaruniakan iman apakah berarti tandanya rasa takut dan kuatir harusnya lenyap? 

Ps. Erwin Mah

Jawab:

Pada akhirnya, ya, ketika beriman penuh, ketakutan dan kekuatiran akan lenyap.  Tetapi ada proses yang setiap orang harus lalui dan pertumbuhan iman setiap orang berbeda-beda. Ada yang cepat, ada yang butuh waktu yang sangat lama, bahkan sampai ia berpulang masih tetap bergumul. Yesus ketika inkarnasi di dunia, Ia terus-menerus menegur dan mengingatkan murid-murid-Nya untuk beriman dan jangan takut.

Apakah ada partisipasi aktif dari manusia supaya iman itu terus ada?

Ps. Erwin Mah

Jawab:

Tentu ada. Tuhan mencipta manusia seturut rupa dan gambar-Nya sendiri. Manusia mempunyai kebebasan penuh dalam setiap keputusan yang diambil. Tidak memutuskan pun adalah sebuah keputusan yaitu tidak memutuskan apa-apa. 

Yakobus mengatakan: Iman tanpa perbuatan itu iman yang kosong, iman yang mati (Yakobus 2:20, 26). Jadi, kalau disebut beriman, perbuatan yang mengekspresikan iman itu juga harus terlihat pada diri orang tersebut. Perbuatan yang mengekspresikan iman adalah bagian dari partisipasi aktif manusia, yang menunjukkan bahwa ia beriman.

Demikian, Q. 

Keterangan:

Q adalah salah seorang mahasiswa S2 di Glasgow tahun 2017 ketika pertanyaan ini ditanyakan.