Q: Pak, mau tanya tentang manifestasi pekerjaan Roh Kudus berkaitan dengan baptisan.
Kisah Para Rasul 8:16 tertulis: Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorang pun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.
Pada zaman para rasul masih hidup, orang percaya menerima baptisan dalam nama Tuhan Yesus, kemudian disusul oleh baptisan Roh Kudus dan ada manifestasi pekerjaan Roh Kudus (a/l: glosolali, karunia penyembuhan, pengusiran roh jahat). Sejalan dengan perkembangan gereja, baptisan orang percaya dilakukan dalam 1 “paket” (dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus), tetapi mengapa manifestasi karunia Roh Kudus semakin tergradasi (jarang terlihat karunia penyembuhan, pengusiran roh jahat)? Sebaliknya diarahkan ke buah-buah roh?
Apakah karena sejalan dengan perkembangan teknologi, kemampuan berpikir manusia, maka hal-hal spiritual semakin terkesampingkan (sehingga baptisan diterima “exclude” manifestasi Roh Kudus itu sendiri) atau karena gembala kurang mengajarkan pengertian yang benar atau karena individu kurang iman untuk exercise hal-hal tersebut?
Ps. Erwin Mah:
Jawab:
Menjawab pertanyaan di atas, saya akan membahas 2 hal secara ringkas:
1. Baptisan dalam nama Yesus dan Allah Tritunggal
Setelah kenaikan Yesus ke sorga, 10 hari kemudian pada hari Pentakosta Roh Kudus dicurahkan. Turunnya Roh Kudus menandai inagurasi pelayanan Roh Kudus yang mulai saat itu akan hadir dan berdiam dalam hidup umat percaya selamanya.
Para Rasul yang adalah murid-murid Yesus diutus unutk menginagurasi pelayanan Roh Kudus kepada orang-orang di luar para murid agar mereka percaya. Sebagai tanda bahwa para rasul adalah benar utusan Kristus, mujizat menyertai pelayanan mereka: tanda (mujizat) dan kuasa yang besar, termasuk pengusiran setan. Saat itu, tanda ini tidak mungkin diduplikasi oleh orang-orang yang Tuhan tidak utus dan sertai.
Jadi, tanda (mujizat), kuasa besar dan otoritas untuk menyembuhkan dan mengusir setan berfungsi sebagai “tanda/bukti” bahwa para rasul adalah benar utusan Kristus.
Apakah saat ini masih ada mujizat yang Tuhan lakukan melalui Hamba Tuhan atau jemaat? Ya, saya percaya mujizat masih ada, terlebih lagi pada situasi dan kondisi di mana akses kepada kesehatan sangat terbatas atau ada maksud Tuhan untuk situasi tertentu. Namun, secara umum, Tuhan telah mengaruniakan Kitab Suci untuk kita baca, pelajari dan imani agar kita bertumbuh di dalam iman, pengharapan dan kasih. Mujizat tidak boleh dan tidak bisa menggantikan pentingnya firman Tuhan dalam kehidupan umat percaya.
Mengenai diperlukannya lagi baptisan Roh Kudus setelah umat percaya dibaptis dalam nama Yesus (ay. 16). Dalam teologi Reformed, ada istilah “progressive revelation” yaitu wahyu yang dibukakan secara progresif (bergerak maju).
Dalam Perjanjian Baru, Baptisan dimulai oleh Yohanes Pembaptis, yang merupakan seorang nabi Perjanjian Lama, yang adalah pengantar menuju Perjanjian Baru.
Dengan demikian ada 4 jenis baptisan dalam Perjanjian Baru.
1) Baptisan Yohanes Pembaptis
Yohanes Pembaptis membaptis dengan air, menandakan adanya pertobatan dari dosa. Pertobatan ini merupakan persiapan umat percaya setelah 400 tahun vakum, tidak ada nabi yang diutus Tuhan berbicara kepada Israel, sekarang umat-Nya dipersiapkan untuk menyambut Sang Mesias yang telah lama ditunggu.
2). Baptisan dalam Nama Yesus
Baptisan ini dilakukan oleh para murid ketika Yesus hidup di bumi bersama-sama dengan mereka, menyatakan bahwa mereka adalah pengikut Yesus Sang Mesias
3) Baptisan Roh Kudus
Baptisan ini dilakukan setelah Roh Kudus turun pada hari Pentakosta, menandai mulai hari itu, sesuai janji Tuhan, Ia akan menyertai umat-Nya selamanya.
Ketiga baptisan di atas muncul beririsan dan tercatat dalam satu-satunya kitab sejarah Perjanjian Baru, Kisah Para Rasul mengenai perkembangan gereja mula-mula (Baptisan Yohanes tercatat dalam Injil Sinoptik: Matius, Markus, Lukas).
4) Baptisan dalam nama Allah Tritunggal (Bapa, Anak, dan Roh Kudus)
Baptisan dalam nama Allah Tritunggal adalah perintah Tuhan Yesus sebelum ia diangkat ke sorga (Matius 28:19)
Istilah Tritunggal (Latin: trinitas) baru dimunculkan pertama sekali oleh Bapa Gereja Tertulianus (155-220AD). Namun konsep Tritunggalnya Tertulianus bukanlah yang dipakai oleh gereja sekarang.
Konsep Allah Tritunggal yang gereja gunakan sekarang hasil dari konsili Nicea-Konstantinopel tahun 381AD. Sebagian teolog menyebutnya sebagai Pengakuan Iman Athanasius (Athanasius adalah pembela terkemuka perang teologi melawan konsep Allah nya Arius).
Hasil Konsili Nicea II/ Konstantinopel diterima oleh gereja Orthodox Timur maupun gereja Barat. Turunan dari konsili ini adalah Pengakuan Iman Rasuli yang sering diikralkan di gereja-gereja Reformed/Injili dan gereja Katolik Roma saat ini. Saya mendengar sebagian gereja Pentakosta/Kharismatik juga sudah mulai mengikrarkan pengakuan Allah Tritunggal ini dalam ibadah mereka.
Mengapa Tuhan tidak langsung memerintahkan para murid untuk dibaptis dalam nama Allah Tritunggal?
Ps. Erwin Mah
Jawab:
Tuhan Yesus sudah memerintahkan baptisan dalam nama Allah Tritunggal, tercatat dalam Matius 28:19. Namun dalam aplikasinya butuh waktu untuk mewujudkan perintah Tuhan. Manusia selain mahluk yang mempunyai kebebasan penuh atas kehendaknya, ia juga mahluk yang perlu waktu untuk belajar, bertumbuh, mengerti, dan mengaplikasikannya. Tuhan mengerti hal ini dan Ia mengarahkan umat-Nya untuk mewujudkan konsep yang benar mengenai diri-Nya, dan sejarah dunia mencatatnya sebagai bukti bahwa Tuhan berada dan berkuasa atas sejarah manusia.
2. Baptisan Roh Kudus yang disertai manifestasi & Karunia-karunia Roh Kudus
Klik Part 2
Tuhan memberkati.
Ps. Erwin Mah
Jakarta, 6 Agustus, 2021.
Keterangan:
Q adalah salah seorang jemaat dalam sebuah gereja lokal di Jakarta.