Mengapa Orang Benar Menderita?

Q: Selamat malam Ko Erwin. Ada satu pertanyaan yang terngiang di kepala saya: jika Allah baik, mengapa Ia mengizinkan orang benar menderita?

Ps. Erwin Mah

Jawab:

Pertanyaan ini mewakili pergumulan yang diderita oleh Ayub dan banyak anak-anak Tuhan di dunia. Sebelum menjawab, ada baiknya kita renungkan 2 hal ini:

1. Apakah kebaikan Allah mengharuskan Ia mencegah orang benar menderita? Bukankah ini asumsi yang tidak mendasar? 

2. Definisi orang benar, menurut standard siapa?

Menjawab pertanyaan di atas, ada 2 hal yang dibahas:

1. Karakter Allah dan “fungsi” penderitaan

Allah itu baik. Benar. Namun kebaikan Allah tidak serta merta menghapuskan penderitaan orang benar. Orang benar menderita bisa disebabkan oleh: 

– kesalahan masa lalunya 

– kelalaiannya sendiri 

– kesalahan orang lain 

– natur alam 

– perbuatan si jahat, atau

– mungkin juga Tuhan punya rencana yang akan membawa dampak kemuliaan Tuhan (ingat cerita Daniel dan Yusuf). 

Terlepas dari kesalahan siapapun, penderitaan juga dapat Tuhan pakai untuk menguji dan memurnikan imannya. Justru seringkali melalui penderitaanlah akan ketahuan seseorang itu umat sejati atau bukan karena penderitaan akan menyebabkan umat Tuhan semakin mengasihi-Nya dan yang bukan umat Tuhan akan menghujat dan meninggalkan Tuhan (Jika ada orang yang undur iman, jangan terburu-buru menghujat karena kita tidak tahu suatu saat ia akan kembali beriman kepada Kristus; serahkan bagian ini kepada Tuhan sendiri).

Jadi, penderitaan, walau tentu tidak menyenangkan sama sekali, tidak selamanya berdampak buruk untuk mental dan kerohanian umat Tuhan. 

Ada pepatah berkata: a friend in need is a friend indeed. Teman yang baik adalah pada saat dibutuhkan, ia ada. Penderitaan menjadi penyaring mana yang benar-benar teman, mana yang hanya penggembira. 

2. Orang Benar dan Dunia yang Berdosa

Di dalam dunia yang berdosa ini, adakah orang yang benar-benar “Benar”? Roma 3:10 mengatakan tidak ada seorangpun yang benar. Jika tidak ada seorangpun yang benar menurut standard Alkitab, maka asumsi orang benar tidak menderita juga tidak bisa diterapkan.

Pandangan lain: 

Di dalam dunia yang “rusak” ini, semua orang telah serong hatinya (orang Kristen juga tidak terkecuali, hanya dengan anugrah Tuhan mereka dapat berbuat benar). Hidup mereka secara umum “mengikuti arus” menuju kehancuran, menuju dunia orang mati. Jika orang benar melakukan apa yang seharusnya ia lakukan, ia sedang “melawan arus” dunia. Cepat atau lambat akan bertabrakan dengan mereka yang tidak sejalan dan ini akan menimbulkan penderitaan. 

Secara tidak langsung, penderitaan (kecuali akibat kelalaian, kebodohan sendiri, atau kasus khusus) adalah “tanda” engkau sedang berjalan di jalan Tuhan, jalan yang benar. 

Kesimpulannya: 

Mengapa Orang Benar menderita?

1. Penderitaan merupakan pemurnian dari iman

2. Penderitaan juga menunjukkan ia sedang berada di jalan Tuhan

3. Tuhan menggenapkan rencana-Nya melalui penderitaannya

Demikian. 

Keterangan:

Q adalah salah seorang jemaat di sebuah gereja lokal di Jakarta.