Menghadapi Kutukan Orangtua

QPak Erwin, saya mau bertanya. Apabila orangtua (ibu) selalu mengeluarkan sumpah serapah pada anaknya, apakah itu akan terjadi sepanjang hidup anak tersebut (dalam konteks cuma ada kata-kata itu pada mulut ibunya) sekalipun anak tersebut sudah minta maaf dan ibu tidak belajar untuk memaafkan karena kekerasan hatinya?

Apabila kita sudah meminta ampun kepada Tuhan, apakah sumpah itu akan terjadi juga mengingat seorang ibu mempunyai otoritas?

Ps. Erwin Mah:

Perintah ke-5 dari 10 Hukum mengatakan: Hormatilah orangtuamu (Keluaran 20:12).

Tidak berhenti di sana, Paulus mengatakan: Hai Bapa-bapa (mewakili orangtua), janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya (Kolose 3:21).

Firman Tuhan bersifat dua arah: Anak-anak menghormati orangtua dan orangtua tidak menyakiti (membuat pahit) hati anak-anak mereka.

Jika sebagai anak kita sudah menghormati orangtua kita maka kita sudah memenuhi tuntutan Tuhan kepada kita.

Memang menjaga sendiri orangtua yang sakit sementara kita terbatas kadang emosi bisa naik-turun. Tetapi secara umum jika kita sungguh-sungguh menghormati dan menjaga mereka, kita sudah melakukan bagian kita. Bagian orangtua, jika mereka tetap tidak terima pelayanan kita dan masih terus mengucapkan sumpah dan kutukan, itu urusan orangtua dengan Tuhan, bukan bagian kita lagi. Tuhan tidak “sembarangan”.

Memang orangtua punya otoritas atas anak, tetapi mereka juga bertanggung-jawab kepada Tuhan. Jadi, selama kita sudah kerjakan bagian kita, “kutukan” orangtua kita serahkan ke Tuhan. Jangan ambil hati atas ucapannya. Tuhan tahu kita sudah mengerjakan bagian kita dengan sebaik dan sesanggup kita dengan cinta kasih.

Jika memang sebelumnya kita bersalah kepada mereka, kita harus selesaikan dengan Tuhan, lalu minta maaf kepada orangtua. Jika hati kita dengan Tuhan sudah dibereskan, kita sudah bertobat dan menerima pengampunan dari Tuhan dan ketika meminta maaf kepada orangtua, mereka tidak memaafkan, itu sudah urusan orangtua dengan Tuhan. Kita tidak bisa berbuat apa-apa selain mendoakan agar suatu saat hati mereka terbuka untuk memaafkan. Memang ini tidak mudah. Adakah yang mudah ketika berhadapan dengan dosa dan dampaknya? Tuhan tolong.

Demikian Q.

Keterangan:

Q adalah seorang ibu paruh baya dan seorang karyawan di Jakarta.