Perbudakan dalam Perjanjian Lama, Tuhan Izinkan atau Karena Dosa?

Q: Pak Erwin saya mau bertanya, mengapa Tuhan mengijinkan adanya perbudakan di masa Perjanjian Lama? Atau perbudakan ada karena dosa manusia? Terima kasih.                        

Erwin Mah

Jawab: 

Kejadian 1 menyatakan Ketika Tuhan mencipta, segala yang diciptakan Tuhan itu baik, dan kesimpulan pada akhir seluruh ciptaan: sungguh amat baik (Kejadian 1:31). 

Tuhan lalu memberi tanggung-jawab manusia: Kuasai laut, udara, dan darat (Kejadian 1:28). Artinya, atas seizin Tuhan yang mencipta dan memberi hidup, manusia “boleh” dan “harus” menguasai ciptaan Tuhan yang lain. Tetapi manusia TIDAK diberi perintah untuk menguasai manusia yang lain. 

Setelah Adam dicipta, Tuhan menciptakan Hawa setelah Adam menyadari adanya kebutuhan akan seorang “penolong yang sepadan”. Manusia lalu diberi Hawa (Kejadian 2:15-25) untuk menolong menggenapkan perintah Tuhan: beranak-cucu, bertambah banyak, penuhi bumi dan taklukkan. 

Pada konsep awal penciptaan, ada ordo: Adam, Hawa, lalu anak-anak; tetapi tidak ada konsep penaklukan atas manusia lain.

Setelah manusia jatuh dalam dosa, muncul karakter yang berlawanan dengan karakter Allah, sifat kompetisi, iri hati, serakah, dan sebagainya: Kain membunuh Habel, Lamekh poligami dan berusaha menguasai manusia lain (Kejadian 4).

Kesimpulan: 

Design awal Tuhan, Tidak ada perbudakan. Perbudakan muncul dari sifat manusia yang berdosa. Tuhan memakai konsep perbudakan fisik menjadi perbudakan rohani: manusia berdosa diperbudak oleh dosa (Roma 6:15-23). Tuhan Yesus datang membebaskan engkau (baca:kita) dari perbudakan dosa. Siapa yang ada dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru yang telah bebas dari kutukan dosa (status: orang kudus). 

Perbudakan dalam aspek apapun dan dalam bentuk apapun dapat diterima oleh manusia yang “manusiawi”, apalagi Tuhan. Namun, dalam perjalanan sejarah manusia yang telah jatuh dalam dosa, perbudakan menjadi “side effect” yang tidak bisa dihindarkan. Tuhan juga tidak serta merta meniadakan perbudakan karena manusia memiliki kebebasan yang benar-benar bebas untuk menentukan keputusannya. Namun, perlahan tapi pasti, Tuhan akan meniadakan semua perbudakan di dunia.

Mengakui atau tidak, keputusan peniadaan perbudakan diprakarsai oleh anak-anak Tuhan, dimulai dari amandement ke-13 konstitusi Amerika (US) tahun 1865, di mana untuk pertama kalinya perbudakan dilarang. Salah satu pendukung kuat pembebasan perbudakan saat itu adalah President Amerika Abraham Lincoln, seorang yang menghormati Tuhan dan Alkitab. 

Saat ini memang masih ada perbudakan tetapi tidak lagi dipandang wajar dan tidak disetujui oleh bangsa-bangsa di dunia. 

Keterangan:

Q adalah salah seorang jemaat sebuah gereja lokal di Jakarta.