Inspirasi Dari Nama Berea Gratia – Part 1

on . Posted in History. Hits: 1489

Nama Berea terinspirasi dari salah satu narasi sejarah di Alkitab Perjanjian Baru: Kisah Para Rasul.

BEREA

Nama Berea akan kita jumpai dalam Alkitab di buku Kisah Para Rasul 17. Berea adalah nama sebuah kota di utara Makedonia, Yunani, yang tercatat dalam Kisah Para Rasul 17:10-15. Ada satu catatan deskriptif yang sangat menarik tentang sebuah peristiwa di kota ini yang tercatat pada ayat 11:

“Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya daripada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian.”

 

Penjelasan dari ayat di atas:

  1. Orang-orang Yahudi

Setiap orang Yahudi sejak kecil telah diajarkan mengenal Kitab Suci (baca: Perjanjian Lama). Inti pengharapan dari seluruh kehidupan bangsa Yahudi sejak Musa membawa mereka keluar dari Mesir hingga zaman Rasul Paulus (bahkan hingga sekarang) adalah penantian akan kedatangan Mesias. Sang Mesias dalam benak masyarakat Yahudi adalah Ia yang akan memerintah sebagai Raja selama-lamanya. Model pemerintahan Sang Mesias di dunia adalah Kerajaan Israel di bawah pemerintahan Raja Daud dan Salomo. Karena itu, Kitab Suci adalah pusat yang menggerakkan kehidupan bangsa Yahudi.

  1. Lebih baik hatinya (ESV: more noble)

Terjemahan LAI ”baik hati” bukan merujuk kepada kata Bahasa Inggris kindness melainkan noble (ESV). Jika diterjemahkan menurut konteksnya, maknanya adalah hati yang terbuka. Orang-orang di Berea mempunyai hati yang lebih terbuka untuk belajar dibandingkan orang-orang di Tesalonika. Sikap ini tentunya adalah sikap yang rendah hati. Jika orang-orang di Berea mempunyai sikap yang demikian, tidak berlebihan jika ESV menerjemahkannya dengan kata noble (terhormat).

  1. Menerima firman dengan segala kerelaan hati (ESV: received the word with all eagerness)

Keterbukaan hati orang-orang di Berea ditunjukkan dengan sikap menerima Firman yang Paulus ajarkan dengan pikiran yang terbuka, penuh rasa ingin tahu, dan kehausan untuk belajar. Kendatipun kritis, mereka tidak menolak pengajaran Paulus mengenai Mesias yang telah datang, yaitu Yesus Kristus. Mereka menerima pengajaran dengan segala kerendahan hati.

  1. Setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci (ESV: Examining the Scriptures daily)

Hati yang terbuka dan pikiran yang siap menerima pengajaran tidaklah membuat orang-orang di Berea menerima pengajaran Paulus begitu saja tanpa berpikir rasional. Mereka menyelidiki dan membandingkan semua yang Paulus katakan dengan Kitab Suci yang telah mereka pelajari sejak kanak-kanak. Setiap anak-anak Yahudi diajarkan untuk berpikir kritis dan bertanya. Dalam bayangan saya, saat itu mereka menerima pengajaran Paulus dengan terbuka namun bersikap kritis. Sebuah sikap mau belajar dan sikap hormat terhadap Paulus dan rekan-rekan sepelayanannya ditunjukkan oleh orang-orang di Berea. Mereka menyelidiki Kitab Suci setiap hari mengindikasikan betapa orang-orang Berea begitu sungguh-sungguh memelajari dan berusaha mengerti Firman Tuhan.

  1. Untuk mengetahui apakah semuanya benar demikian

Mereka menyelidiki Kitab Suci untuk menguji kebenaran ajaran Rasul Paulus. Setelah menyelidiki dengan saksama, Alkitab mencatat bahwa mereka menerima pengajaran Paulus dengan sukacita dan menjadi orang percaya. Itu tertulis pada ayat selanjutnya:

“Banyak di antara mereka yang menjadi percaya; juga tidak sedikit di antara perempuan-perempuan terkemuka dan laki-laki Yunani.” (ayat 12). 

Pelayanan Berea Gratia Ministry dirintis dengan kerinduan menemukan dan mengumpulkan “orang-orang Berea” pada zaman ini yang haus akan Firman dan rindu untuk mempelajari Kitab Suci dengan sepenuh hati guna mengerti dan menerapkan prinsip-prinsip Firman dalam kehidupannya sehari-hari.

Harus diakui banyak “orang Kristen” memiliki mentalitas fans, yakni pengamat yang hanya menerima apa yang dirasa pas. Orang-orang demikian mungkin sekadar bersimpati dan kagum terhadap Kristus lalu mengikuti-Nya. Namun apakah mereka sungguh-sungguh murid Kristus? Itu persoalan lain. Kristus menghendaki orang-orang yang mengikuti-Nya bermental seorang murid, bukan penggemar. Seorang murid sejati memiliki kerinduan belajar dan komitmen untuk menerapkan apa yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari. Kerinduan menjadi murid Kristus inilah yang belum sepenuhnya dimiliki banyak “orang Kristen.” 

Kesenjangan ini adalah salah satu tantangan terbesar anak-anak Tuhan pada zaman ini dan perlu dijembatani. Untuk alasan inilah pelayanan Berea Gratia Ministry didirikan.

Words from Pastor Erwin Mah

P

 
Be faithful to the Lord! 
Apapun yang terjadi dalam hidupmu, jangan pernah tinggalkan Tuhan.
Di luar Kristus engkau tidak bisa berbuat apa-apa. (Yohanes 15:5)
Mendukung Pelayanan Literatur Ps. Erwin Mah:
Gereja Reformed Berea, BCA: 703-577-0011
Note: Persembahan u/ Ps. Erwin Mah